Tuesday, 16 Apr 2024

Trend Crypto di Indonesia Alami Penurunan Hingga 56 Persen, Ini Penyebabnya...

news24xx


Trend Crypto di Indonesia Alami Penurunan Hingga 56 Persen, Ini Penyebabnya...Trend Crypto di Indonesia Alami Penurunan Hingga 56 Persen, Ini Penyebabnya...
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Nilai transaksi kripto di Indonesia terus menunjukkan tren penurunan setelah mencapai puncaknya pada Mei 2021 dengan mencatatkan total transaksi sebesar Rp133 triliun. Berdasarkan data terakhir Badan Pengawas Bursa Berjangka (Bappebti) Agustus tahun ini, transaksi kripto hanya mencapai Rp16,9 triliun, turun tajam dibandingkan Rp99,91 triliun pada bulan yang sama tahun lalu. 

Transaksi pada periode Januari-Agustus 2022 juga turun 56,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang menghimpun Rp570,79 triliun.


Read More : Mamangbet Situs Paling Bagus Depo 5000 Aja Jepe Terus

Praktisi investasi Desmond Wira kepada Tempo mengatakan “crypto winter” merupakan kejadian global, yang terlihat dari minimnya aktivitas di pasar crypto. “Siapa yang mau beli crypto kalau kondisinya seperti ini? Setiap kali saya beli, harganya cenderung turun," katanya.

Menurut Desmond, sebagian besar investor crypto sedang menunggu. Mereka yang masih memegang aset cenderung tidak menjual koin mereka. Sementara itu, calon pembeli masih mencermati pergerakan ke depan. Masa kelam ini, jelasnya, tidak hanya dirasakan di crypto coins tetapi juga di pasar non-fungible token (NFT).

Crypto mungkin bisa bangkit kembali, katanya, begitu suku bunga tinggi mereda. Namun, itu juga bisa terus menurun karena crypto pada dasarnya bukanlah aset investasi melainkan spekulasi. "Aset lain seperti saham, saya yakin bisa pulih karena ada aset riil di baliknya," kata Desmond.



Read More : Cara Budidaya Lobster Air Tawar di Lahan Terbatas, Mulai dari Pembenihan hingga Panen

Sementara itu, Kepala Biro Pengembangan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappetdi, Tirta Karma Senjaya mengatakan, aktivitas perdagangan kripto di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan perdagangan kripto global. Dia mengatakan harga aset kripto terbesar, seperti Bitcoin dan Ethereum, saat ini melemah. "Sehingga mengurangi minat investor di pasar yang bearish," kata Tirta.

Namun, ia percaya pada optimisme pasar terhadap aset kripto, yang diyakini akan pulih dalam beberapa tahun ke depan





Loading...